Jenis Bullying

Apa Saja Jenis-Jenis Bullying? Ini Perbedaannya

Bullying paling sering dikenali sebagai bentuk perilaku agresif secara fisik dan verbal yang dialami anak-anak sekolah dari teman sebayanya. Namun, sebenarnya ada enam jenis bullying: fisik, verbal, relasional, cyber, seksual, dan prejudicial.

Apa itu Bullying?

Bullying didefinisikan sebagai perilaku agresif yang disengaja dan berulang yang diarahkan oleh pelaku terhadap target dalam kelompok usia yang sama.

Ketidakseimbangan Daya atau Kekuatan

Salah satu komponen bullying yang paling penting adalah ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korbannya.

Terkadang ketidakseimbangan kekuatan terlihat jelas ketika, misalnya, anak yang lebih besar dan lebih kuat menindas anak yang lebih lemah dan lebih kecil atau ketika sekelompok orang menindas satu individu. Namun, terkadang ketidakseimbangan kekuatan lebih sulit untuk dilihat karena melibatkan faktor-faktor yang kurang jelas, seperti perbedaan popularitas, kecerdasan, atau kemampuan, atau pengetahuan tentang informasi yang dianggap memalukan oleh korban.

Statistik Bullying

Penindasan tersebar luas dan dapat berdampak negatif baik bagi korban intimidasi maupun pelaku intimidasi itu sendiri.

Sebuah studi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dilakukan pada tahun 2013 dan 2014 di 42 negara di Eropa dan Amerika Utara menemukan bahwa rata-rata 14% anak laki-laki berusia 11 tahun dan 11% anak perempuan berusia 11 tahun diintimidasi setidaknya dua kali dalam dua hingga tiga bulan sebelumnya.

Efek Kesehatan Mental dari Bullying

Orang-orang yang ditindas dapat mengalami banyak masalah jangka pendek dan jangka panjang, termasuk depresi dan kecemasan, penarikan sosial, penyalahgunaan zat/obat, kesulitan di sekolah atau pekerjaan seperti prestasi rendah dan kehadiran yang buruk, dan bahkan bunuh diri.

Jenis-jenis Bullying

Bullying terbagi dalam enam kategori, beberapa di antaranya lebih jelas daripada yang lain.

1. Physical Bullying

Penindasan fisik adalah jenis intimidasi yang paling jelas dan apa yang dipikirkan banyak orang ketika mereka membayangkan hal semacam ini.

Bullying fisik melibatkan setiap serangan pada tubuh seseorang, termasuk memukul, menendang, tersandung, atau mendorong. Ini juga dapat meluas ke gerakan tangan yang tidak pantas atau mencuri atau merusak barang-barang korban.

Bullying fisik dilakukan oleh individu atau kelompok individu yang lebih besar atau lebih kuat dari individu yang menjadi sasaran.

“Jika pertengkaran fisik terjadi antara dua orang dengan ukuran dan kekuatan yang sama, itu tidak dianggap intimidasi fisik”.

2. Verbal Bullying

Memelibatkan penggunaan kata-kata lisan atau tertulis untuk menghina atau mengintimidasi korban. Ini termasuk pemanggilan nama, ejekan, dan bahkan ancaman.

Bullying verbal tidak selalu mudah dikenali karena sering terjadi ketika figur otoritas tidak ada. Selain itu, pelaku intimidasi dapat menganggapnya sebagai olok-olok yang baik di antara teman-teman. Akibatnya, bisa jadi sulit bagi korban untuk membuktikannya. Oleh karena itu, bentuk intimidasi ini dapat menjadi sumber stres dan kecemasan jangka panjang.

3. Relational Bullying

Yang juga disebut sebagai agresi relasional atau intimidasi sosial, melibatkan tindakan yang dimaksudkan untuk merusak reputasi atau hubungan korban. Ini dapat mencakup mempermalukan korban di depan umum, menyebarkan desas-desus, dengan sengaja meninggalkan mereka dari situasi sosial, atau mengucilkan mereka dari suatu kelompok. Tidak seperti jenis intimidasi yang lebih terbuka, ini sangat licik dan berbahaya karena melibatkan manipulasi sosial.

Penindasan relasional sering dikaitkan dengan apa yang disebut “gadis jahat”. Namun, meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa anak perempuan lebih sering menjadi korban perundungan relasional daripada anak laki-laki, baik anak laki-laki maupun perempuan sama-sama mungkin menjadi pelaku.

Bullying relasional dapat menyebabkan isolasi, kesepian, depresi, dan kecemasan sosial, namun penelitian menunjukkan bahwa konselor sekolah cenderung merasa bullying relasional kurang serius dan kurang memiliki empati terhadap korban bullying relasional dibandingkan korban bullying fisik dan verbal. Ini mungkin karena tingkat keparahan intimidasi relasional lebih sulit untuk dideteksi.

4. Cyberbullying

adalah bullying yang terjadi melalui perangkat elektronik seperti komputer, ponsel pintar, dan tablet. Ini dapat terjadi melalui pesan teks, media sosial, aplikasi, atau forum online dan melibatkan posting atau pengiriman konten berbahaya, termasuk pesan dan foto, dan berbagi informasi pribadi yang menyebabkan penghinaan.

Orang-orang memiliki perangkat mereka sepanjang hari, setiap hari, jadi jika mereka ditindas di dunia maya, mereka tidak pernah istirahat, bahkan di rumah mereka.

5. Sexual Bullying

Penindasan seksual adalah intimidasi online atau secara langsung yang melibatkan komentar atau tindakan seksual, termasuk lelucon seksual dan pemanggilan nama, gerakan kasar, menyebarkan desas-desus seksual, mengirim foto atau video seksual, dan menyentuh atau meraih seseorang tanpa izin.

Ketika seks dikirim tanpa persetujuan, seperti ketika foto atau video telanjang pribadi seseorang dibagikan secara luas di antara kelompok sebaya, hal itu dapat menyebabkan intimidasi seksual dan bahkan kekerasan seksual.

6. Prejudicial Bullying (Rasis)

Penindasan yang merugikan melibatkan intimidasi online atau tatap muka berdasarkan ras, etnis, agama, atau orientasi seksual target. Ini didasarkan pada stereotip dan seringkali merupakan hasil dari keyakinan bahwa beberapa orang pantas diperlakukan dengan kurang hormat daripada yang lain.

Meskipun intimidasi yang merugikan telah dipelajari lebih sedikit daripada jenis intimidasi lainnya, penelitian menunjukkan bahwa minoritas etnis dan seksual lebih mungkin diintimidasi daripada rekan-rekan mereka.