Anak dimarahi orang tua

Dampak Buruk Bagi Remaja Yang Sering Dimarahi

Kebanyakan orangtua dari remaja pernah berteriak atau berkata kasar kepada anaknya. Orangtua cenderung berteriak sebagai upaya terakhir agar anak remajanya mau melaksanakan perintah atau mendengar nasihatnya. Namun, teriakan kemarahan dan kalimat kasar kepada remaja cenderung menjadi bumerang. Teriakan hanya akan memperparah tingkah remaja.

Ketika dibandingkan dengan tingkah anak, anak usia 13 tahun yang sering dimarahi dengan kata-kata kasar cenderung bertingkah nakal dan mengalami masalah serius. Anak-anak yang sangat sering dimarahi dengan kalimat-kalimat kasar di usia 13 tahun cenderung menunjukkan tanda-tanda depresi ketika menginjak usia 14 tahun.

Tak peduli seberapa sering dan keras orangtua berteriak, anak remaja tak akan mendengar. Malah hanya akan memperburuk keadaan dan mengakibatkan ketegangan hubungan antar orangtua-anak.

Memang tidak mudah untuk menasehati anak yang sudah tumbuh menjadi remaja. Namun, jika remaja tersebut kerap dimarahi, bukan berarti tidak ada dampak buruk yang akan timbul karenanya. Bukan tidak mungkin masalah yang ada semakin bertambah parah karena hal tersebut. Maka dari itu, setiap orangtua harus tahu beberapa dampak buruk yang dapat terjadi saat remaja kerap dimarahi.

Dampak Buruk Bagi Remaja Yang Sering Dimarahi

Tidak sedikit orangtua yang terkadang melibatkan emosi karena kebiasaan buruk dari anaknya. Hal tersebut terjadi karena emosi yang sudah tidak tertahankan dan terkadang bercampur dengan rasa lelah setelah seharian beraktivitas. Mungkin ibu perlu melakukannya sesekali, tetapi jika anak yang telah tumbuh menjadi remaja lebih sering dimarahi, maka dampak buruknya juga dapat timbul.

Setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya dan rasa frustasi yang timbul saat harapannya tidak sesuai juga termasuk wajar. Namun, cara mengekspresikan rasa frustasi untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan tentu juga dapat berdampak besar pada perkembangan kepribadian dan kesehatan jangka panjang anak. Berikut ini beberapa penjelasan lengkapnya:

1. Memperburuk Masalah Perilaku Anak

Banyak orangtua yang berpikir jika memarahi anak dapat menyelesaikan masalah yang ada dan mencegahnya untuk melakukan kesalahan lagi. Kenyataannya, remaja yang kerap dimarahi dapat membuat lebih banyak masalah timbul dalam jangka panjang. Mengeluarkan sisi emosional dapat membuat perilaku anak semakin buruk. Hal tersebut membuat ibu harus berteriak lebih keras untuk memperbaikinya dan masalah tidak kunjung selesai.

2. Mengubah Cara Otak Berkembang

Remaja yang kerap dimarahi dan dilakukan teknik pengasuhan keras lainnya benar-benar dapat memengaruhi cara otak anak untuk berkembang. Hal tersebut karena manusia dapat memproses informasi dan peristiwa negatif lebih cepat dan menyeluruh dibandingkan sesuatu yang baik. Pada sebuah penelitian ditemukan jika terdapat perbedaan fisik yang mencolok pada otak yang bertanggung jawab untuk memproses suara dan bahasa pada anak, yang mendapat kekerasan verbal dari orangtuanya.

3. Timbulkan Depresi

Remaja yang kerap dimarahi juga dapat merasa sakit hati, takut, hingga sedih karena orangtuanya terus melakukan kekerasan verbal. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam bahkan terjadi hingga dirinya dewasa. Masalah tersebut dapat meningkatkan gejala depresi atau kecemasan. Hal ini dapat meningkatkan risiko untuk melakukan tindakan merusak diri sendiri.

4. Kesehatan Fisik yang Buruk

Segala hal yang pernah dirasakan oleh tubuh dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Perasaan stres dapat timbul di masa kanak-kanak karena orangtua yang kerap melakukan kekerasan verbal. Risiko menyebabkan masalah kesehatan tertentu dapat timbul saat dewasa. Perasaan stres yang terus terjadi dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang pada kesehatan fisik.

Nah, setiap orangtua wajib mengetahui segala dampak buruk yang dapat terjadi pada remaja akibat kerap dimarahi. Maka, setiap orangtua diharapkan benar-benar menjaga sisi emosionalnya dan bersikap dewasa.