Gangguan mental

Mengapa Orang Cerdas Cenderung Mengalami Gangguan Mental?

Bagi sebagian orang, kecerdasan merupakan faktor krusial dalam menentukan kualitas intelektual seseorang. Orang yang cerdas cenderung dipandang sebagai sosok yang lebih kompeten jika dibandingkan dengan orang yang memiliki kecerdasan biasa.

Umumnya, orang yang cerdas memiliki tingkat kemampuan akademis dan penalaran yang tinggi. Kemampuan ini didapat secara alami sejak lahir dan jarang dimiliki oleh orang lain.

Meskipun orang cerdas dipandang sebagai sosok dengan intelegensi yang tinggi, orang dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata ternyata memiliki persentase gangguan mental yang lebih tinggi jika dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan biasa.

Hal ini terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh jenius di dunia yang memiliki gangguan mental semasa hidupnya, seperti Stephen Hawking dan Charles Darwin.

Karena hal itu pula, orang dengan kecerdasan di atas rata-rata memiliki kaitan yang sangat erat dengan kelainan mental atau gangguan kejiwaan.

Meski begitu, banyak kesalahpahaman yang terjadi mengenai hubungan antara kecerdasaan dan gangguan mental. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa orang yang memiliki gangguan mental cenderung bodoh atau kurang cerdas.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa otak orang yang cerdas memiliki kandungan protein yang sama dengan pengidap skizofrenia dan Bipolar. Para peneliti percaya bahwa protein dapat menjadi penghubung antara kecerdasaan dan gangguan mental.

Dr. Nicholas Pediaditakis, seorang spesialis kejiwaan dari Amerika Serikat mengatakan bahwa para tokoh jenius yang mengidap gangguan mental semasa hidupnya memiliki sifat yang hampir sama. Mereka cenderung canggung dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Hal ini disebabkan karena pada otak orang yang cerdas, bagian yang berfungsi untuk mengatur kehidupan sosial cenderung jarang sekali digunakan. Hasilnya, mereka memiliki energi lebih untuk dialih fungsikan. Pengalihan fungsi tersebut memungkinkan mereka untuk berpikir, berkonsentrasi dan memecahkan persoalan yang rumit.

Karena hal itu pula, orang-orang cerdas mampu menciptakan hal besar dan menerapkannya dengan baik. Seperti penemuan teknologi, obat dan lain-lain.

Selain itu, penelitian lainnya juga dilakukan untuk mengungkap hubungan antara kecerdasan dan gangguan mental. Setidaknya ada 3.715 peserta yang terlibat dalam penelitian tersebut. Para peserta ini melakukan uji kegelisahan, depresi, autisme, ADHD, dan kelainan pada saraf.

Para peserta dalam penelitian tersebut memiliki IQ di atas 130. Dan hasilnya, sebanyak 20% dari mereka mengidap kecemasan dan depresi. Selain itu, para peneliti juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki imunitas yang buruk.

Melalui beberapa penelitian tersebut, para ilmuwan membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan dan gangguan mental. Peningkatan resiko gangguan mental tersebut memiliki kaitan dengan masalah sosial. Dimana, orang yang cerdas cenderung lebih antusias terhadap analitis daripada interaksi sosial.

Selain itu, terdapat korelasi yang jelas antara kualitas intelektual yang mumpuni dengan fisiologis pada orang-orang cerdas. Orang yang cerdas memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi sehingga aktivitas tersebut menjadi berlebihan, dan membuat mereka lebih rentan terkena penyakit.