Mencintai Kesendirian

Menyendiri Bukan Berarti Mencintai Kesendirian

Hampir setiap orang di dunia ini membutuhkan waktu untuk diri sendiri dalam sebuah kesendirian. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa kesendirian adalah hal yang lebih membahagiakan dibandingkan bersama dengan orang lain.

Menyendiri merupakan sebuah candu bagi manusia, kita bisa saja menghabiskan separuh hidup kita hanya dengan menyendiri dan menjauhi intimasi dari orang lain.

Hal ini bukanlah sekedar omong kosong, ada ribuan orang di dunia yang memilih untuk menyendiri, mengasingkan diri dari lingkungan sosial, tidak mau menikah, ataupun tidak memiliki pasangan sama sekali dengan alasan bahwa ia terlanjur mencintai kesendirian.

Hal ini tentunya tidak benar, namun tidak bisa disalahkan juga karena setiap orang memiliki penilaian tersendiri terhadap kehidupan. Jika kesendirian adalah hal yang membuatnya bahagia maka itu adalah hal yang benar, dan tidak ada seorangpun yang boleh mencegahnya.

Namun meskipun begitu, sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Kita membutuhkan sebuah koneksi dengan orang lain dalam kehidupan ini.

Sebuah koneksi yang bukan dihubungkan melalui jaringan data ataupun program komputer yang rumit. Namun melalui hal misterius dalam jiwa yang kita sebut sebagai “cinta”. Sebuah hal yang mampu membuat manusia memberi dan menerima sesuatu tanpa membutuhkan syarat ataupun pengharapan terhadap balasan.

Meskipun terdapat beberapa orang yang menyendiri karena mencintai kesendirian, namun kenyataannya menyendiri tidak mengartikan bahwa seseorang benar-benar mencintai kesendirian. Sebagian orang justru menjadikan kesendirian sebagai sebuah pelarian dari kehidupannya.

Mungkin terdapat beberapa orang yang menyendiri karena terlahir dan tumbuh tanpa mendapatkan cinta yang seharusnya didapatkan seorang anak. Ia menganggap bahwa tidak ada orang lain yang peduli dan mencintainya selain dirinya sendiri.

Selain itu, ada juga orang yang lebih memilih menyendiri karena mendapat perlakuan buruk dari orang lain. Hal ini sepertinya menjadi alasan yang paling banyak dijumpai.

Seseorang yang mendapatkan perlakuan buruk atau bullying bisa saja menjadi penyendiri ketika ia menganggap bahwa orang-orang hanya memberikan pengaruh dan perlakuan buruk terhadapnya.

Di lain sisi ada juga orang yang memutuskan untuk tidak menikah dan melajang selama sisa hidupnya, alasannya mungkin karena ia pernah dikhianati ataupun disakiti oleh orang yang pernah ia cintai, sehingga ia tidak percaya lagi bahwa ada orang yang dapat benar-benar mencintainya.

Ketiga contoh di atas dapat dijadikan bukti bahwa menyendiri bukan berarti mencintai kesendirian, namun bisa juga diartikan sebagai “jalan lain” atas pelarian dari kejamnya kehidupan.

Meskipun begitu, menyendiri tentunya dapat memberikan manfaat jika dilakukan di saat yang tepat dan dalam jangka waktu waktu yang wajar. Berdasarkan penelitian, menyendiri dapat membuat kita berpikir lebih kreatif dan juga meningkatkan kemandirian.

Menyendiri mungkin memberikan kebahagiaan bagi sebagian orang, namun kebahagiaan tersebut tidak lebih besar daripada rasa bahagia ketika menghabiskan sisa kehidupan bersama orang-orang tercinta.