Orang tua memarahi anaknya

Sebenarnya, Tidak ada Seorang Anak yang Ingin Membenci Orang Tuanya

Sebenarnya tidak ada seorang anak yang Ingin membenci orang tuanya, tetapi jika perlakuan buruk yang terus didapatkan maka tidak ada alasan rasa tersebut tidak tumbuh.

Berbicara perihal orang tua sudah pasti pembahasannya sangat luas. Memiliki peran sebagai orang tua memanglah tak mudah, terlebih lagi jika tidak siap mengenai tanggung jawab, pasti akan merasa kesulitan.

Menikah adalah langkah awal seseorang bisa menjadi orang tua. Menikah bukan saja perihal menyatukan cinta dan menikmati surga dunia, tetapi lebih bagaimana diri kamu benar-benar menyiapkan diri menjalani peran sebagai orang tua yang sesungguhnya kelak. Banyak orang tua di luar sana tidak paham akan peran yang dijalaninya, hingga menjadikan anaknya sendiri sebagai tempat pelampiasan. Sedikit-sedikit anaknya lagi yang terkena amukan.

Anak adalah anugerah dari Tuhan. Sudah sepatutnya anak diberikan kasih sayang dan cinta, serta diperlakukan dengan layak. Namun, entah mengapa masih banyak orang tua yang tak memberikan hal tersebut, hingga tak jarang seorang anak pun memiliki perasaan tidak suka kepada orang tuanya sendiri. Berikut beberapa perlakuan orang tua yang tanpa disadari dapat menumbuhkan rasa benci untuk anaknya sendiri kepada dirinya.

1. Mendewakan Masa Lalu

Meresahkan, inilah yang dirasakan seorang anak saat orang tuanya selalu mendewakan masa lalu. Ketika orang tua bersikap seperti ini, mungkin saja mereka akan merasa kurang atau tak pernah merasa puas atas apa yang dilakukan anaknya, baik perihal pekerjaan dan hal lainnya.

Bukan tanpa sebab, orang tua dengan tipe seperti ini kemungkinan besar mendapatkan perlakuan yang keras oleh orang tuanya di masa lampau. Sikap ini bisa jadi juga akan berulang pada anak dan keturunannya kelak. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah baik, karena bagaimanapun seorang anak dan orang tuanya hidup di zaman yang berbeda. Bahkan, perlakuan keras atau buruk di masa lalu, tidak sepatutnya dilampiaskan kepada sang anak.

2. Gengsi dan Egois

Selalu merasa benar, ini merupakan prinsip orang tua yang memilki sifat gengsi dan egois. Apa pun yang terjadi, anak selalu disalahkan. Ketika anak mengeluarkan opini yang sedikit membantah, seketika umpatan “anak durhaka” keluar, bahkan “bogem mentah” juga bisa saja meluncur.

Saat anak bersedih pun, mata dan telinga seolah tak berfungsi, kata maaf sangat sulit diucapkan karena dikuasai oleh ego. Tepukan pundak, elusan kepala, pelukan hangat, tangan yang terangkat untuk menyeka air mata, bahkan kata maaf saja sudah cukup menyenangkan hati seorang anak. Namun, entah mengapa hal tersebut masih sangat sulit dilakukan oleh beberapa orang tua.

Jika anak melakukan kesalahan, maka nasihatilah dengan baik, tak perlu dengan cara memaki-maki.

3. Tidak Royal

Bukan perihal ekonomi, tetapi ini adalah kerelaan hati. Tak jarang, ada beberapa orang tua yang seolah enggan memenuhi kebutuhan anaknya sendiri. Tidak mementingkan apa yang dibutuhkan sang anak. Ketika sang anak meminta uang atau sebuah barang, sering kali mendapatkan kalimat tidak bisa.

Bukan bermaksud memanjakan anak, tetapi pikirkan apa yang terjadi jika kebutuhan anak saja tak dipenuhi walau yang namanya rezeki ada. Anak akan merasa tidak dipedulikan, bahkan ketika ada yang ia butuhkan atau sangat diinginkan, ia hanya mampu memendam karena dihantui rasa tidak enakan atau takut akan dimarahi.

4. Membesarkan Masalah

Masalah kecil yang dibesar-besarkan, siapa yang suka akan hal ini? Tidak ada, bukan?
Tidak ada orang yang tak pernah melakukan kesalahan, pasti semua pernah, termasuk seorang anak. Ketika seorang anak mencuci piring, lalu tak sengaja memecahkan piring, itu adalah hal yang lumrah terjadi, bukan? Namun, entah mengapa ada orang tua yang ketika anaknya tak sengaja melakukan kesalahan, seketika menganggap anaknya tidak becus dan tak berguna, lupa atas usaha dan kerja keras yang dilakukan sang anak. Bahkan, bersikap seolah menganggap piring yang pecah tersebut lebih berarti dan melebih-lebihkan cerita ketika berbicara kepada orang lain.

Itulah beberapa opini saya yang dapat admin paparkan mengenai alasan seorang anak bisa membenci orang tuanya sendiri.

Sebenarnya, tak ada seorang anak yang ingin membenci orang tuannya, sebaliknya pun juga pasti seperti itu. Semua anak ingin kedamaian dengan orang tuanya dan menghilangkan rasa benci yang bersemi. Namun, jika perlakuan buruk yang terus didapatkan, pasti seorang anak juga akan menganggap buruk, sehingga rasa benci pun sulit untuk sirna.

Kesimpulannya, tidak ada yang lebih baik dari memerlakukan anak dengan baik. Ya, setiap orang tua memang memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkan rasa sayangnya, entah dengan bertindak tulus atau sedikit tertutup karena sikap gengsi dan egois. Akan tetapi, sesuatu yang sebenarnya baik pun juga sulit dicerna jika hati sudah terlalu sering mendapatkan luka.