Emosi dasar manusia

6 Macam Emosi Dasar Manusia, Fungsi dan Cara Kerjanya

Emosi bisa membingungkan, menyenangkan, memilukan, mempesona, dan benar-benar luar biasa. Terkadang rasanya emosi muncul dan mengambil alih, mengatur tindakan kita. Di lain waktu, kita mungkin merasa lebih mengendalikan bagaimana kita merespons emosi yang muncul.

Apa Itu Emosi?

Emosi adalah perubahan sadar dalam perilaku dan keadaan psikologis seseorang sebagai respons terhadap beberapa jenis stimulus. Stimulus ini dapat bersifat eksternal (seperti peristiwa atau interaksi) atau internal (seperti pikiran atau sensasi fisik). Terlepas dari apakah rangsangan itu eksternal atau internal, pengalaman ini menghasilkan pergeseran ke keadaan kesejahteraan psikologis dan fisiologis seseorang.

Sebagai manusia, kita terhubung untuk mengalami serangkaian emosi berbeda yang membantu kita bereaksi. Pada hari-hari tertentu, kita mungkin merasa mengalami setiap kemungkinan emosi, dari kebahagiaan, frustrasi hingga kebosanan dan kembali ke kebahagiaan. Tapi sungguh, ada berapa banyak emosi manusia?

Bagaimana Emosi Berkerja Dalam Tubuh?

Emosi dapat memengaruhi tubuh kita dalam beberapa cara. Baik emosi positif maupun negatif dapat menyebabkan tubuh bereaksi dengan cara yang berbeda, seperti gelisah, sakit kepala, ketegangan otot, dan sakit perut, dan emosi yang kuat dapat menyebabkan respons stres. Emosi juga dapat menyebabkan kita bereaksi dengan menangis atau perlu melepaskan energi untuk mengurangi stres.

Jenis-jenis Emosi

Banyak ahli kesehatan mental percaya bahwa ada enam emosi dasar yang menjadi dasar bagi semua perasaan yang kita alami. Memahami emosi utama ini dapat membantu untuk menentukan perasaan kamu, tetapi juga memengaruhi cara kamu terhubung dengan orang lain, mengelola konflik, dan melindungi diri sendiri.

Ada berbagai teori dan model tentang emosi dasar manusia, tetapi satu kategorisasi yang diterima secara luas meliputi:

1. Kebahagiaan

Keadaan emosi positif yang ditandai dengan perasaan senang dan puas.

Kebahagiaan adalah hasil dari neurotransmiter yang “merasa nyaman”, termasuk serotonin dan dopamin. Serotonin menyebabkan perasaan puas dan kenikmatan dalam tubuh. Dopamin adalah tentang pencarian hadiah dan karena itu dapat menyebabkan perasaan senang dan kesenangan yang meningkat.

2. Kesedihan

Keadaan emosi negatif yang ditandai dengan perasaan kehilangan, kekecewaan, dan keputusasaan.

Kesedihan bisa jadi akibat rendahnya kadar neurotransmitter serotonin dan dopamin. Ini dapat menyebabkan tubuh kita bereaksi melalui suasana hati yang tertekan atau menyebabkan lekas marah. Itu juga bisa menyebabkan tubuh terasa lebih berat dan kurang energi.

Tingkat neurotransmitter yang lebih rendah dalam waktu lama dikaitkan dengan depres, kelelahan, kekurangan energi secara umum, kesulitan berkonsentrasi, perubahan nafsu makan, dan tidur.

3. Ketakutan

Keadaan emosi negatif yang ditandai dengan perasaan cemas dan ketakutan.

Ketakutan terjadi ketika otak merasakan potensi ancaman. Ketakutan menciptakan reaksi dalam sistem saraf, yang mengingatkan tubuh akan bahaya dan dapat menyebabkannya masuk ke mode melawan-atau-lari.

Dampak lain pada tubuh bisa berupa peningkatan pernapasan dan detak jantung, ketegangan otot, mulut kering, energi berlebih di tubuh, dan lainnya.

4. Kemarahan

Keadaan emosi negatif yang ditandai dengan perasaan frustrasi, jengkel, dan permusuhan.

Kemarahan memiliki respons neurologis yang mirip dengan rasa takut, karena banyak hormon dan neurotransmiter yang sama dilepaskan. Kemarahan bisa menyebabkan ketegangan otot dan emosi pendek. Kamu mungkin bereaksi dengan berteriak, kesal dalam pikiran negatif, atau memukul orang atau benda untuk menghilangkan stres.

5. Terkejut

Keadaan emosi yang netral atau positif yang ditandai dengan perasaan takjub atau kaget.

Terkejut itu menarik karena bisa menimbulkan reaksi positif atau negatif dalam tubuh, tergantung apa yang menyebabkan kejutan itu.

Reaksi awal mungkin berupa reaksi beku atau syok. Jika kejutannya positif, itu bisa menimbulkan kebahagiaan, tapi jika itu reaksi buruk, itu bisa menimbulkan respons trauma, yang bisa menyebabkan reaksi negatif jangka panjang seperti kecemasan, depresi, ketakutan, dan ketegangan otot.

6. Jijik

Keadaan emosi negatif yang ditandai dengan perasaan benci dan jijik.

Rasa jijik dapat menyebabkan reaksi permusuhan dalam tubuh. Kamu mungkin mengalami sakit perut atau mungkin ingin meninggalkan situasi tersebut.

Jijik dirancang untuk melindungi tubuh dengan menjauhkan kita dari hal-hal yang mungkin beracun atau terkontaminasi. Rasa jijik bisa di sekitar sesuatu yang berbau atau rasanya tidak enak atau bisa juga sebagai tanggapan atas pelanggaran moral.

Model lain mungkin menyertakan emosi tambahan atau mengelompokkannya secara berbeda, tetapi keenam emosi ini sering dianggap sebagai blok bangunan dasar dari pengalaman emosional manusia.