Delusi adalah

Apa Itu Delusi? Gangguan Mental yang Tak Bisa Bedakan Kenyataan dan Khayalan

Secara umum, delusi adalah masalah kesehatan mental yang tidak dapat membedakan kenyataan dengan bayangan. Namun delusi ini berbeda dengan ilusi dan halusinasi.

Delusi adalah kepercayaan yang salah pada kekuatan atau kepentingan seseorang. Ini mungkin merupakan gejala gangguan kesehatan mental dan dapat menyebabkan kebingungan antara yang nyata dan yang tidak.

Delusi adalah keyakinan salah yang dianut oleh seseorang. Itu bertentangan dengan kenyataan atau apa yang umumnya dianggap benar. Kekuatan delusi didasarkan pada seberapa banyak orang tersebut mempercayainya.

Secara khusus, delusi adalah keyakinan seseorang bahwa mereka adalah orang lain selain dirinya, seperti sosok supernatural atau selebriti. Delusi juga bisa menjadi keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan, harta, atau kekuatan khusus.

Banyak jenis gangguan kesehatan mental yang digolongkan sebagai gangguan psikotik dapat menyebabkan delusi. Ini termasuk:

  • Skizofrenia
  • Gangguan bipolar
  • Demensia
  • Igauan
  • Gangguan depresi mayor

Gangguan psikotik dapat mengubah rasa realitas seseorang. Mereka mungkin tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.

Apa Saja Penyebab Delusi?

Penyebab pasti delusi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini sebagai hasil kombinasi faktor biologis, lingkungan, dan psikologis. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab delusi:

  • Ketidakseimbangan neurokimia: Delusi sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan neurotransmiter tertentu, seperti dopamin, serotonin, dan glutamat. Ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi cara otak memproses informasi, yang mengarah ke keyakinan salah.
  • Genetika: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berperan dalam perkembangan delusi, karena gen tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko skizofrenia dan kondisi kesehatan mental lainnya yang dapat menyebabkan delusi.
  • Kerusakan otak: Cedera otak traumatis atau kerusakan pada bagian otak tertentu, seperti lobus frontal atau lobus temporal, juga dapat menyebabkan berkembangnya delusi.
  • Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan: Delusi juga dapat dipicu oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pengalaman traumatis, perubahan besar dalam hidup, atau kehilangan orang yang dicintai.
  • Penyalahgunaan zat: Obat-obatan tertentu, seperti metamfetamin, kokain, dan mariyuana, dapat menyebabkan delusi atau memperburuk delusi yang sudah ada sebelumnya.
  • Faktor sosial dan budaya: Faktor sosial dan budaya, seperti kemiskinan, isolasi sosial, dan diskriminasi, juga dapat berkontribusi pada perkembangan delusi.

Gejala yang Dirasakan Penderita Delusi

Delusi dapat menyebabkan berbagai macam gejala, dan gejala spesifik yang dialami oleh individu dengan delusi dapat bervariasi tergantung pada jenis delusi dan kondisi yang mendasarinya. Berikut beberapa gejala umum yang mungkin dialami penderita delusi:

  • Keyakinan pada realitas palsu: Gejala delusi yang paling jelas adalah keyakinan pada sesuatu yang tidak didukung oleh bukti atau kenyataan, seperti keyakinan bahwa seseorang sedang diikuti atau bahwa mereka memiliki kekuatan khusus.
  • Keasyikan dengan delusi: Individu yang mengalami delusi mungkin menjadi sibuk dengan keyakinan salah mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya atau bertindak berdasarkan keyakinan tersebut.
  • Kemarahan dan sikap defensif: Individu yang delusi dapat menjadi marah atau defensif jika seseorang menantang keyakinannya, dan mereka mungkin melihat bukti yang bertentangan sebagai serangan pribadi.
  • Kesulitan dalam kehidupan sehari-hari: Delusi dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan merusak kemampuan individu dalam kehidupan sehari-hari, karena keyakinan mereka dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial.
  • Isolasi sosial: Individu delusi dapat menjadi terisolasi secara sosial sebagai akibat dari keyakinan mereka, karena mereka mungkin merasa disalahpahami atau dianiaya oleh orang lain.
  • Paranoia: Delusi juga dapat menyebabkan perasaan paranoia, karena individu mungkin percaya bahwa orang lain sedang mengawasi atau bersekongkol melawan mereka.
  • Halusinasi: Dalam beberapa kasus, delusi dapat disertai dengan halusinasi, seperti mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak ada.

Bagaimana Menangani Penderita Delusi?

Berurusan dengan penderita delusi dapat menantang, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mereka. Berikut beberapa caranya:

  • Dengarkan kekhawatiran mereka: Individu yang mengalami delusi mungkin memiliki keyakinan mendalam yang tidak didasarkan pada kenyataan, tetapi penting untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan memvalidasi perasaan mereka. Hindari berdebat atau mencoba meyakinkan mereka bahwa keyakinan mereka salah, karena ini dapat menyebabkan mereka menjadi defensif dan memperburuk situasi.
  • Bersabarlah dan berbelas kasih: Berurusan dengan individu delusi bisa membuat frustasi, tetapi penting untuk tetap sabar dan berbelas kasih. Cobalah untuk memahami perspektif mereka dan tawarkan dukungan dan dorongan.
  • Hindari konfrontasi: Konfrontasi dapat meningkatkan situasi dan dapat menyebabkan individu menjadi defensif atau gelisah. Alih-alih, cobalah untuk mengalihkan pembicaraan atau mengubah topik pembicaraan.
  • Mencari bantuan profesional: Individu yang mengalami delusi seringkali membutuhkan bantuan profesional, seperti pengobatan dan terapi. Dorong mereka untuk mencari bantuan dan tawarkan untuk membantu mereka menemukan profesional kesehatan mental yang berkualitas.
  • Pastikan keselamatan mereka: Individu yang mengalami delusi dapat menimbulkan risiko bagi diri mereka sendiri atau orang lain jika keyakinan mereka membuat mereka terlibat dalam perilaku berbahaya. Jika kamu mengkhawatirkan keselamatan mereka, hubungi profesional kesehatan mental atau layanan darurat.
  • Tetapkan batasan: Penting untuk menetapkan batasan dengan individu delusi untuk memastikan bahwa kamu tidak mendukung atau memperkuat keyakinan mereka. Tetapkan batasan dan ekspektasi yang jelas, tetapi lakukan dengan tenang dan penuh kasih.
  • Jaga diri kamu: Berurusan dengan individu delusi bisa melelahkan secara emosional, jadi penting untuk menjaga diri sendiri juga. Carilah dukungan dari teman atau anggota keluarga, dan pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental jika kamu merasa kewalahan atau stres.